Senin, 17 Desember 2012

Artikel : Rivo Hermanto


NEGERI INI PENJAHAT

Jelas bagi kita apa yang kita lihat sebagai masyarakat yang biasa yang terjadi di negri ini. Saling Bergantinya semua penjahat yang ditayangkan di seluruh media di semua pelosok negri. Ini ibarat suatu kebanggaan bagi Indonesia. Kita semua tahu dan terus melihat apa yang terjadi di negri ini, seperti kata pepatah “Patah satu tumbuh seribu”. Inilah yang selalu diterapkan bagi seluruh penjahat di negri ini, dan merupakan moto yang harus dipelihara oleh penjahat di negri ini. Kita buang mata kita ke ribuan penjahat lainnya, kita fokuskan ke penjahat teroris yang akhir-akhir ini berkembang sangat marak dan pesat. Begitu banyaknya para penjahat ini di tiap-tiap kota di Indonesia menambah pekerjaan rumah bagi para Densus 88. Para penegak hukum ini semakin kewalahan memberantas teroris ini hampir setiap saat dan setiap kota secara bersamaan.
Lalu siapa yang disalahkan atas maraknya teroris yang ada di negeri  ini? Jawabannya adalah kesalahan kita bersama dan elite pemimpin. Kenapa demikian,karena para teroris sudah muak melihat perangai para pemimpin kita semua yang bermuka dua. Mereka lebih mementingkan kehidupannya sendiri dan kekayaan tanpa memperhatikan tatanan sosial yang ada di masyarakat dan membiarkan orang kecil semakin merana.
Dan di sinilah orang kecil ini (teroris) sudah tertututp mata dan dendam kepada para pemimpin, maka penjahat ini berpikir untuk agar para pemimpin juga bisa apa yang mereka rasakan dan mereka dengan berani  dan telah pikir panjang mereka melakukan aksi teror melalui bomdi negri ini agar para penguasa tahu dan pusing memikirkan penjahat ini.
Sebenarnya, jika penguasa di negri ini tahu akan tugas dan kewajiban mereka yang sesungguhnya dan bertanggung jawab, kasus-kasus yang dilakukan oleh seluruh penjahat yang berkembang selama ini, mungkin tidak akan terjadi dan bisa diminimalisir. Tetapi negri ini adalah tetap negri dimana setiap para penjahat bebas dengan leluasa berkembang biak di negri ini.

Oleh : Rivo Hermanto
          ( Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah FIB-UA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar